Sharing Knowledge Serial, Seri 1 – Apa yang dimaksud dengan pengetahuan?

Seri 1 – Apa yang dimaksud dengan pengetahuan?

Penulis : 

 Ridwan Nugraha (UPT Balai Diklat KKB Garut)

 


Saat manusia pertama kali berhasil menciptakan api, saat itulah pengetahuan manusia meningkat. Secara berkesinambungan, peradaban serta merta berubah menjadi dunia baru. Dengan api, manusia kemudian dapat terus belajar bagaimana caranya menerangi kegelapan, mengusir hewan buas, atau bahkan menciptakan makanan hangat hasil buruannya.

Dari zaman prasejarah, Mesopotamia, Yunani Kuno, Roma dan Mesir, abad pertengahan dan modern, perang dunia dan perang dingin, hingga saat ini di era teknologi informasi dan komunikasi (TIK), kita semua tampaknya sepakat bahwa pengetahuan berperan penting dalam pembentukan peradaban manusia. Pengetahuan dan manajemen pengetahuan telah menjadi diskusi populer bagi peneliti dan praktisi organisasi. Pengetahuan adalah segala sesuatu berhubungan dengan data dan informasi. Data dapat digambarkan sebagai fakta, informasi adalah data yang diproses, dan pengetahuan adalah informasi yang dipersonalisasi (Alavi & Leidner, 2001, p. 111). Sementara itu Donald Hislop mendefiniskan pengetahuan sebagai:

“Knowledge can be seen as data or information with a further layer of intellectual analysis added, when it is interpreted, meaning is attached, and is structured with existing system of believe” (Hislop, 2013, pp. 15-16)

Misalnya, seorang mahasiswa melakukan proyek penelitian dalam rangka menyelesaikan studinya. Dalam studi ini, data dapat digambarkan sebagai kumpulan angka yang didapatkan dari survei. Angka tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan metode statistik untuk menghasilkan berbagai informasi. Selanjutnya, informasi tersebut diinterpretasikan, disandingkan dengan penjelasan, dan dihubungkan dengan keyakinan dan gagasan ataupun konsep melalui tinjauan literatur. Sehingga, rangkaian kegiatan penelitian tersebut dapat menghasilkan pengetahuan baru dalam bentuk tesis.

Pada dasarnya, ada dua jenis pengetahuan tacit dan eksplisit (Hislop, 2013, pp. 19-20; Magnier-Watanabe, Benton, & Senoo, 2011, p. 176; Nonaka & Konno, 1998, p. 42)

  • Pengetahuan tacit 
Yaitu pengetahuan yang bersifat laten dan tidak dapat diungkapkan karena sangat personal, yang tertanam dalam tindakan dan pengalaman individu. Mungkin sulit untuk dibagikan dan diartikulasikan. Jenis pengetahuan ini dapat ditemukan dalam bentuk firasat, keyakinan, perspektif, keterampilan teknis, atau " know-how".
  • Pengetahuan eksplisit
Pengetahuan ini dapat dikodifikasikan ke dalam bentuk yang nyata, mudah dibagikan, dan siap untuk dikomunikasikan antar individu. Misalnya, pengetahuan berupa kata-kata, angka, spesifikasi, atau manual.

(Hislop, 2013, pp. 19-20) membedakan pengetahuan tacit dan eksplisit sebagai berikut:

Tacit

Eksplisit

Tidak dapat diungkapkan dalam bentuk yang dapat dikodifikasi

Dapat dikodifikasi

Subyektif

Objektif

Pribadi

Impersonal

Konteks spesifik

Konteks independen

Sulit untuk dibagikan

Mudah dibagikan

 

Sebagai ilustrasi:

Terlepas dari rutinitas penulis sebagai seorang birokrat, saya menekuni passion saya sebagai relawan mengajar murid-murid di sekolah dasar di beberapa daerah. Sebagai seseorang yang bukan dari latar belakang pendidikan, saya harus meningkatkan pengetahuan saya tentang cara mengajar anak kecil. Saya mengeksplorasi banyak pengetahuan eksplisit dengan membaca manual, buku serta menonton tutorial di YouTube tentang cara mengajar murid.

Ternyata, berinteraksi dengan anak itu menantang (kalau tidak dikatakan sulit). Ketika saya mulai menjadi sukarelawan, sebagian besar kelas yang saya ajar berakhir dengan “kekacauan”. Namun, selama bertahun-tahun, pengetahuan tacit saya berkembang. Hari ini, saya tahu bagaimana menjalin komunikasi dengan siswa, bagaimana meredakan sesi yang membosankan dengan teknik pendekatan tertentu, atau bahkan lebih baik; bagaimana menghadapi pertengkaran anak-anak tanpa meninggikan suara saya kepada mereka. Jenis pengetahuan ini dibangun dari pengalaman dan intuisi pribadi saya.

Dari perspektif akademis serta ilustrasi diatas, dapat dipahami bahwa pengetahuan adalah:

  • Instrumen yang dapat digunakan dalam proses memperoleh, mengenali, menafsirkan dan mempersonalisasikan data atau informasi untuk menghasilkan pengetahuan.
  • Hasil yang dibangun dari menyesuaikan dan menyesuaikan data atau informasi yang terhubung dengan keyakinan saat ini dan berfungsi sebagai panduan untuk bertindak.
  • Pengetahuan tidak bisa berdiri sendiri; saling berhubungan dengan data dan informasi. Hubungan di antara mereka adalah saling mempengaruhi, bukan hubungan satu arah.

Setelah memahami apa itu pengetahuan, lantas bagaimana pengetahuan tercipta?

Sampai bertemu di Seri 2 - Penciptaan pengetahuan


Referensi

Alavi, M., & Leidner, D. E. (2001). Knowledge management and knowledge management systems: Conceptual foundations and research issues. MIS quarterly, 107-136. 

 

Hislop, D. (2013). Knowledge management in organizations : a critical introduction (Third edition. ed.): Oxford, United Kingdom Oxford University Press.

Magnier-Watanabe, R., Benton, C., & Senoo, D. (2011). A study of knowledge management enablers across countries. Knowledge management research, 9(1), 17-28.

Nonaka, I., & Konno, N. (1998). The Concept of "Ba": Building a Foundation for Knowledge Creation. California Management Review, 40(3), 40-54. doi:10.2307/41165942


 *********************


 


Posting Komentar

0 Komentar