BKKBN Gelar Diskusi Asyik Pendidikan Kependudukan pada Kampung KB Percontohan di Jakarta

 

JAKARTA, BKKBN --- Sekira 50 peserta yang mayoritas ibu-ibu antusias memadati Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Dwijaya yang berlokasi di Kampung KB Kelurahan Gandaria Utara, umat (26/04/2024).

Sejak pagi, peserta bersemangat mengikuti kegiatan gelaran BKKBN itu,  bertajuk Sosialisasi Buku Saku 'Diskusi Asyik Pendidikan Kependudukan' atau DakDikDuk.

Sosialisasi ini dihadiri Penyuluh KB (PKB/PLKB), pengelola/kader Rumah Data Kependudukan, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, serta ibu yang memiliki baduta/balita. Kampung KB Gandaria Utara yang dijadikan salah satu lokus sosialisasi ini berhasil meraih Juara Harapan 3 di tingkat nasional pada 2023 lalu.

Pendidikan kependudukan merupakan upaya BKKBN memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat tentang berbagai masalah dan isu kependudukan. Tujuannya, agar masyarakat memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung peningkatan kualitas hidup mereka.

Program yang kini dikembangkan BKKBN untuk penyampaian materi kependudukan berupa Pojok Edukasi Kependudukan untuk Masyarakat (PESAT). Dahulu dikenal dengan Pojok Kependudukan. Agar materi tidak sekedar meletakkan buku dan memajangnya di kampung/desa, maka dilakukan penggerakan melalui pertemuan ini.

Hadirnya buku Saku DakDikDuk ditujukan menjadi buku pegangan PKB, PLKB, dan kader ketika memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Diharapkan, kehadiran buku saku tersebut  dapat menambah kompetensi para ujung tombak BKKBN di lapangan. Sehingga  masyarakat memiliki pemahaman, sikap dan perilaku yang berwawasan kependudukan.

Terdapat sembilan bagian dalam buku saku DakDikDuk. Meliputi: 1) Dinamika Kependudukan (kelahiran, kematian, migrasi); 2) Membangun Keluarga Berencana (menghindari 4T yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, terlalu banyak); 3) Pola Asuh (peran orangtua dalam pengasuhan anak); 4) Kreatif di Usia Produktif.

Selanjutnya, 5) Menjadi Lansia Sehat Bahagia (lansia tangguh); 6) Kemandirian Ekonom Keluarga; 7) Kesehatan Reproduksi; 8) Gizi Buruk; 9) Program-Program di BKKBN (Generasi Berencana, Kampung KB, BKB, BKR, BKL, PIK R, UPPKA, Rumah DataKu, Sekolah Siaga Kependudukan, DASHAT).

Diskusi santai tersebut, dibuka secara resmi oleh Direktur Kerjasama Pendidikan Kependudukan, Indra Murty Surbakti. Mengawali arahannya, ia membagikan beberapa isu yang dibahas dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) BKKBN yang digelar hari sebelumnya (Kamis 25/04/2024).

Salah satunya mengenai alasan mengapa penurunan stunting mangalami pelambatan, yakni karena pandemi covid dan sasaran intervensi yang diduga belum tepat.

Dirinya mengingatkan arahan Wakil Presiden di Rakernas BKKBN mengenai program percepatan penurunan stunting, yang di dalamnya tidak lepas dari isu kependudukan saat ini. Ke depan, Indra mengatakan akan dilakukan evaluasi terhadap program stunting lima tahun ke belakang.

"Program penurunan stunting ke depan akan difokuskan pada sasaran ibu hamil dan bayi di bawah dua tahun. Hal ini karena stunting tidak bisa disembuhkan (susah) apalagi di atas usia dua tahun. Akan tetapi stunting bisa dicegah. Jadi, program BKKBN fokus pada pencegahan bayi lahir stunting. Salah satunya melalui program KB," ujar Indra.

Menyinggung bonus demografi, dirinya menyoroti pentingnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). "Windows of opportunity bisa tercapai kalau stunting dikurangi. Kalau kita mau lebih produktif maka jangan stunting, harus sehat, harus berpendidikan termasuk 'hardskill' dan 'softskill', punya pekerjaan, ini kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi," kata Indra.

Indra menyebut Indonesia masih memiliki kesempatan memanfaatkan bonus demografi sampai tahun 2030, walaupun puncak bonus itu secara nasional  sudah terjadi tahun 2020.

Di wilayah DKI Jakarta sendiri, Indra menilai akan selalu dapat menikmati bonus demografi. Hal ini karena daya tarik Jakarta dengan segudang lapangan pekerjaan yang masih menarik migrasi para pekerja dari daerah lain.

"Harapan kita acara DakDikDuk ini bisa menghasilkan manfaat yang signifikan sehingga ke depannya Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) menjadi bebas stunting," tutupnya.

● Serius Garap Kampung KB

Sejalan dengan Indra, Suku Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk wilayah Jakarta Selatan,  Maria Gracia Manurung, berharap Kelurahan Gandaria Utara serius menggarap Kampung KB agar masyarakat mengalami peningkatan, baik dari segi ilmu pengetahuan maupun aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

"Di Jakarta, RPTRA tersebar di kelurahan-kelurahan terutama yang padat penduduk  untuk menjadi pusat kegiatan bagi masyarakat sekitarnya. Pak lurahnya bertanggungjawab atas RPTRA di wilayahnya. Tempat ini bisa digunakan siapa saja untuk melaksanakan kegiatan yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Gracia.

Sosialiasi DakDikDuk serupa diadakan di lima wilayah DKI Jakarta dan menjadi percontohan. Meliputi Kampung KB Rawa Badak Selatan di Jakarta Utara, Kampung KB Tanah Tinggi di Jakarta Pusat, Kampung KB Lubang Buaya di Jakarta Timur, Kampung KB Gandaria Utara di Jakarta Selatan dan Kampung KB Tegal Alur di Jakarta Barat.*

Penulis: Fitri Aminatul Azizah
Editor: Santjojo Rahardjo
Sumber : BKKBN

Posting Komentar

0 Komentar