Peduli Kesehatan Reproduksi Dari Balik Jeruji Lapas Perempuan

 

GUNUNGKIDUL, BKKBN — Terdapat sejumlah alasan bagi para penghuni Lembaga Pemasyarakatan (lapas) untuk merasa bosan menjalani masa hukuman mereka. Jangankan yang menjalani pidana bertahun-tahun, mereka yang mendapatkan hukuman kurungan beberapa bulan saja tidak bisa lepas dari kejenuhan menjalani rutinitas harian kehidupan di lapas.

Para petugas lapas memang melayani dan mengupayakan aktivitas bagi para warga binaan. Namun wajar dan manusiawi jika para warga binaan membutuhkan sesuatu aktivitas di luar rutinitas mereka.

Oleh karena itu, kunjungan bakti sosial (baksos) Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Dr. Andi Ritamariani M.Pd beserta jajarannya, disambut  sangat antusias oleh seratusan warga binaan Lapas Perempuan Kelas II B Yogyakarta yang terletak di Wonosari Gunungkidul.

Kehadiran rombongan dari BKKBN DIY ini memberikan suasana lain dari biasanya. Mereka hadir dalam semangat ramadhan dan menyambut Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31. Mereka datang untuk berbagi pengetahuan dan memberikan perhatian serta menyemangati para narapidana dalam menjalani program rehabilitasi.

Membahas hal ihwal kesehatan reproduksi dan pendidikan seksual di dalam lapas tentunya bukan hal biasa. Bagi para warga binaan, sekadar berjumpa lawan jenis saja merupakan  kesempatan yang jarang mereka alami.

Tetapi pada Jumat siang, 22 Maret 2022, warga binaan Lapas Wanita Kelas II B Yogyakarta membahas reproduksi sambil menunggu waktu berbuka puasa. Tentunya kegiatan yang tidak biasa ini mendapat sambutan antusias warga binaan.

Antusias warga binaan ini tentu bukan tanpa alasan. Reproduksi yang dibahas bukan tentang cara bereproduksi, tapi lebih luas dari itu. Reproduksi yang dibahas pada kegiatan ini sesuai dengan kondisi, tantangan dan problematika terkait kesehatan reproduksi bagi warga binaan lapas.

Pembahasan antara lain tentang beberapa fakta terkait perempuan dan organ reproduksinya,  seperti menstruasi, keputihan dan permasalahan kesehatan organ kewanitaan lain. Kanker leher rahim, HIV-AIDS, dan infeksi menular seksual juga dibahas hingga tentang pentingnya program Keluarga Berencana agar kehidupan berkeluarga saat nanti keluar dari lapas lebih terencana.

Sesi tanya jawab juga tak kalah menarik. Seratusan warga binaan dari keseluruhan 222 penghuni lapas wanita yang memenuhi aula lantai dua lapas sempat menyampaikan beberapa pertanyaan. Pertanyaan antara lain tentang usia rentan melahirkan, masa efektif alat kontrasepsi IUD,  siklus menstruasi, keluhan penyakit organ kewanitaan, hingga kendala tidak bisa mencukur bulu kemaluan karena di dalam lapas tidak diperbolehkan membawa gunting.

Pembahasan kesehatan reproduksi dalam lapas ini disampaikan dr. Iin Nadzifah Hamid dari Perwakilan BKKBN DIY. Tema bahasan ini bertujuan agar warga binaan lapas meningkat kepeduliannya terhadap kesehatan organ reproduksi dan mampu membuat perencanaan keluarga ketika nanti sudah kembali berperan di tengah masyarakat.

Tujuan kegiatan ini dinilai menarik dan sangat penting oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan, Evi Loliancy, A.Md.I.P, S.Sos, M.Si.


• Kesenian dan keterampilan

Gedung Lapas Perempuan Yogyakarta diresmikan tahun 2021, berdaya tampung 250 warga binaan dan saat ini terisi 222 orang. Beragam aktivitas dapat dipilih oleh para penghuninya, antara lain kesenian dan keterampilan seperti kursus membatik, menjahit dan merajut.

Juga ada keterampilan memasak dan membuat kue serta perikanan. Selain itu tentu saja mendalami agama (mengaji). Mereka juga difasilitasi untuk melakukan aktivitas berkesenian.

Lapas perempuan ini juga menerima kiriman narapidana pindahan dari Lapas Pondok Bambu. Ada pula napi warga asing, termasuk terpidana mati asal Filipina, Mary Jane, yang tampak mengikuti kegiatan baksos ini.

Mayoritas warga binaan merupakan wanita usia subur dan sebagian besar terlibat kasus narkoba. Terdapat napi yang masuk dalam keadaan hamil. Ada pula yang memiliki anak balita. Materi kesehatan reproduksi tentu berguna bagi mereka,

Pada kesempatan kunjungan ini kepala Perwakilan BKKBN DIY selain menyerahkan bingkisan kepada warga binaan lapas juga menjelaskan dua tugas BKKBN. Yaitu, melaksanakan pengendalian jumlah penduduk agar tumbuh seimbang berkualitas dan tugas terkait kesehatan reproduksi melalui Keluarga Berencana.

Selain melaksanakan kunjungan ke lembaga pemasyarakatan wanita, bakti sosial juga dilakukan dengan mengunjungi Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia Madania Kabupaten Bantul, panti Asuhan Bina Siwi, dan pembagian takjil.*


Penulis : Rahmat Hidayat
Editor   : FX Danarto SY/Santjojo Rahardjo

Posting Komentar

0 Komentar