Benarkah Childfree Akan Mengubah Dinamika Kependudukan Dimasa yang Akan Datang?

 

JAKARTA – Dalam rangka menyambut Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke 30 Tahun 2023 , Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyelenggarakan Webinar dengan tema “ Penduduk Tumbuh Seimbang Menuju Generasi Emas 2045 : Kajian Isu-Isu Krusial Kependudukan Terkini ” pada Selasa (27/06/2023) dengan menghadirkan beberapa narasumber ahli, Peneliti BRIN, Direktur Analisis Dampak Kependudukan, World University Association for Community Development.


Sebagaimana tercantum pada RPJMN 2020- 2024 penduduk tumbuh seimbang akan diwujudkan melalui pengendalian kelahiran untuk mencapai penduduk tumbuh seimbang angka kelahiran total atau TFR ditargetkan sebesar 2,1 anak per wanita pada tahun 2024 karena penduduk sebagai pusat pembangunan merupakan basis dalam mewujudkan kesejahteraan penduduk, kunci keberhasilan kependudukan adalah dengan memanfaatkan jendela peluang bonus demografi yang akan memberikan kesempatan untuk membangun manusia yang berkualitas.

Terdapat fenomena baru di berbagai negara terkait dengan kebutuhan mendapatkan pelayanan KB yang tidak terpenuhi seperti unmetneed dan juga kasus childfree yang sedang banyak dibicarakan yang akan mengubah dinamika kependudukan dimasa mendatang.

Dalam arahannya Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN Prof. drh. M. Rizal M Damanik, MRep.Sc, PhD mengatakan, “Salah satu aspek yang penting dalam mewujudkan Indonesia emas 2045 itu adalah peningkatan sumber daya manusia di mana pembangunan berwawasan kependudukan menempatkan penduduk tidak hanya sebagai objek pembangunan saja namun juga sebagai subjek pembangunan sebagai objek. Pembangunan berarti penduduk tersebut perlu dikendalikan jumlahnya dan sebagai subjek pembangunan berarti penduduk tersebut perlu ditingkatkan kualitasnya”, jelas Damanik.

"Kemudian, Keadaan dinamika kependudukan di Indonesia dapat kita lihat dari hasil survei dan sensus penduduk sebagai berikut pertama Angka fertilitas telah menunjukkan penurunan dari 2,6 anak perwanita pada periode 2003 SDKI 2012 menjadi 2,4 anak pada SDKI 2017,. Akan tetapi fertilitas yang tinggi di masa lalu menyebabkan penduduk Indonesia masih terus tumbuh atau kondisi yang dikenal sebagai population momentum. Hasil sensus penduduk tahun 2020 mencatat untuk Indonesia berjumlah 270,20 juta jiwa bila dibandingkan dengan hasil sensus penduduk 2010 terdapat penambahan penduduk sebanyak 32,65 juta jiwa", terang Damanik.

Kemudian pada kesempatan yang sama, hadir juga sebagai narasumber dari World University Association for Community Development Rio Satrio menyampaikan isu-isu seperti Childfree, "Childfree sendiri merupakan suatu konsep di mana pasangan yang sudah menikah memilih untuk tidak memiliki atau membesarkan anak, sebenarnya factor yang melatarbelakangi pemilihan childfree dari orang-orang terbesar yang pertama adalah berpikir bahwa bumi ini di masa depannya bukan tempat yang baik untuk ditinggali oleh anak-anak dan mereka tidak ingin berkontribusi pada angka penambahan penduduk dan lain sebagainya sehingga ada faktor-faktor perlindungan membutuhkan biaya yang lebih tinggi", ucap Rio.


"Beberapa daerah yang kita temukan menjadi youtuber di tahun 2020 itu ada survei di mana kita dapat 44% tantangan usia 18 sampai 19 tahun tidak ingin memiliki anak dan data itu 7% dari 2018 dari pertama hingga akhir tahun sudah ada tingkatan dan di mana 7%  pesen orang dewasa di bawah 20 tahun yang sudah menjadi orang tua yang memiliki anak, mereka lebih memiliki anak satu aja cukup. Nah data tersebut berbeda yang mengatakan bahwa banyak dari pasangan administrasi yang berada di umur 20 tahun untuk childfree atau tidak dan itu tetap bertahan di Indonesia bahkan sampai 3 tahun Nah itulah mengapa akhirnya kita berfokus pada milenial", tambah Rio. n /TWD

Repost : KL
Source : BKKBN

Posting Komentar

0 Komentar