Pemerintah telah berkomitmen untuk mempercepat Penurunan Angka Prevalensi Stunting di Indonesia, melansir dari website KEMENKO PMK, angka prevalensi stunting di tingkat nasional berdasarkan Survei Status Gizi Balita mengalami penurunan sebesar 3.27%, yaitu dari 27.67% pada tahun 2019 menjadi 24,4% di tahun 2021. Meskipun terjadi penurunan, namun stunting masih menjadi tantangan pemerintah karena target angka prevalensi stunting dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yaitu sebesar 14% di tahun 2024.
BKKBN sebagai pelaksana harian program percepatan penurunan angka stunting bertanggungjawab untuk melakukan berbagai upaya termasuk diantaranya yaitu menggerakkan tenaga lini lapangan sebagai ujung tombak program Bangga Kencana, dalam rangka mempersiapkan SDM lini lapangan tersebut maka BKKBN menyelenggarakan pelatihan-pelatihan salah satunya yaitu Training of Fasilitator (TOF) Tim Pendamping Keluarga.
Balai Diklat KKB Garut bekerjasama dengan Bidang Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat pada tahun ini telah menyelenggarakan 4 (empat) Angkatan Training of Fasilitator (TOF) Tim Pendamping Keluarga Tingkat Kab/Kota Tahun 2023 yang dilaksanakan secara luring yang dilaksanakan dari tanggal 31 Januari sampai dengan 17 Februari 2023 diikuti oleh 165 orang peserta dari unsur penyuluh KB perwakilan tiap Kecamatan, unsur PKK, unsur IBI, TA stunting, dan komponen yang menangani stunting di OPD KB yang berasal dari Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Pangandaran dan Kota Banjar. Adapun Tim Fasilitator dalam pelatihan ini terdiri atas unsur Widyaiswara dan Fasilitator BKKBN Jawa Barat yang telah mengikuti Workshop Training Of Trainer Tim Pendamping Keluarga, Pengurus Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) Jabar dan juga perwakilan dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jabar.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat dalam sambutannya mengatakan, sebagai upaya pemenuhan target penurunan stunting menjadi 14% di tahun 2024 yang harus dikejar dalam kurun waktu 3,5 tahun tersebut, BKKBN perlu mendukung implementasi intervensi hulu yang bertujuan untuk mencegah terlahirnya bayi stunting melalui 5 Strategi yaitu; Mencegah kelahiran bayi berpotensi stunting; Pengasuhan 1000 HPK; Memperkuat basis data intervensi dan monitoring stunting; Promosi dan Pelembagaan keterlibatan masyarakat; dan Kemitraan penanganan stunting yang saat ini salah satunya BKKBN bekerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting. Wahidin meyakini dengan kerjasama yang baik melalui pembelajaran yang dilaksanakan secara tatap muka/klasikal ini BKKBN Jawa Barat akan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam peningkatan kompetensi Tim Fasilitator Tingkat Kabupaten/kota untuk mendukung pencapaian target Program Percepatan Penurunan Stunting.
***
0 Komentar